Psikologi Konsumen
atau di kenal dengan istilah Perilaku Konsumen menurut Munandar ( 2001 ) adalah
mempelajari secara luas perilaku manusia terhadap barang dan jasa di mana
manusia sebagai konsumennya. Misalnya menguraikan macam pilihan dan alasan
terhadap apa yang telah di pilih.
Bahkan Sutisna ( 2002
) mengatakan bahwa terdapat dua alasan mengapa Psikologi atau Perilaku konsumen
penting untuk di pelajari ? Pertama, karena konsumen sebagai titik sentral
perhatian pemasaran. Kedua, karena perkembangan perdagangan pada saat ini
menunjukan bahwa lebih banyak produk yang ditawarkan daripada permintaan.
Mempelajari apa yang
di inginkan dan di butuhkan oleh konsumen pada saat ini merupakan hal sangat
penting. Karena, memahami konsumen akan menuntun pemasar pada kebijakan
pemasaran yang tepat dan efesien. Dengan bidikan yang focus, maka biaya yang di
keluarkan untuk promosi akan lebih murah dan tepat sasaran. Selain itu,
penawaran produk yang berlebih akan menyebabkan banyak produk yang tidak
terjual atau tidak di konsumsi oleh konsumen.
Factor – factor yang
mempengaruhi pilihan konsumen, yaitu
- Konsumen individual
Artinya,
untuk membeli suatu produk dengan merek tertentu di pengaruhi oleh hal – hal
yang ada pada diri konsumen seperti
kebutuhan, persepsi terhadap karakteristik merek, sikap, kondisi
demografis, gaya hidup, dan karakteristik kepribadian individu. Hal – hal itu
akan mempengaruhi pilihan individu terhadap berbagai alternative merek yang
tersedia
- Lingkungan
Seorang
melakukan pembelian suatu merek produk, bisa di dasari oleh berbagai
pertimbangan. Mungkin saja dalam membeli suatu produk, seseorang meniru produk –
produk yang telah di beli oleh teman – temannya.
- Stimuli pemasaran atau strategi pemasaran
Dalam
hal ini, pemasar berusaha mempengaruhi konsumen dengan menggunakan stimuli –
stimuli pemasaran seperti iklan dan sejenisnya agar konsumen bersedia
memilih merek produk yang di tawarkan. Berhubungan
dengan produk apa yang di tawrakan, penentuan harga jual produknya, strategi
promosinya dan bagaiman melakukan distribusi produk kepada konsumen adalah
strategi yang lazim di kembangkan oleh pemasar.
Untuk
selanjutnya, pemasar harus mengevaluasi strategi pemasaran yang di lakukan
dengan melihat respon dari konsumen untuk memperbaiki strategi pemasaran di
masa depan. Sementara itu konsumen individual akan mengevaluasi pembelian yang
di lakukannya mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya, maka di masa
selanjutnya akan terjadi pembelian berulang dan konsumen yang merasa puas akan
menyampaikan kepuasannya itu kepada orang lain.
Untuk
memproduksi produk yang sifatnya baru, biasanya para produsen memiliki beragam
ide atau gagasan. Sebelum gagasan itu terrealisasi, biasanya produsen berfikir
dan bertanya hal – hal seperti :
- Kira – kira barang atau produk apa yang saat ini di rasakan sangat di butuhkan
- Dalam bentuk apakah barang tersebut di sajikan agar konsumen dapat mempergunakan dengan cara yang lebih efesien di bandingkan barang – barang yang lainnya
- Taget kelas sosial manakah yang kelak menjadi konsumen dari barang tersebut
- Strategi iklan apakah yang hendak di buat
- Strategi harga bagaimanakah yang akan di buat dan cocok dengan produk tersebut
Apabila
barang lansung di pasarkan kemungkinan menimbulkan reaksi ketidak puasan oleh
konsumen, sebab apa yang di anggap baik oleh produsen, belum tentu baik oleh
konsumen. Di sinilah letak kesulitan di dalam mengolah data yang bersifat
subjektif.
Untuk
menghindari hal – hal tersebut maka
setelah barang tersebut di produksi, maka perlu pembuktian perlu pembuktian
lebih lanjut di dalam suatu penelitian yang di namakan product testing. Di situ
barang akan di uji apakah memenuhi selera dan sesuai harapan konsumen atau
tidak. Dari test produk ini akan di jadikan sebagai koreksi dan perbaikan beberapa
hal oleh para produsen yang menyangkut
kualitas barang secara keseluruhan termasuk penawaran harga yang di ajukan.
Mengembangkan
suatu produk bukanlah suatau hal yang sangat mudah. Perkembangan produk atau
product development merupakan suatu hal yang sangat penting. Karena, jika
produk tetap berada dalam keadaan “ begitu – begitu saja “ maka seacara
psikologis dapat membuat konsumen bosan. Jika tidak adanya perbaikan dari
keadaan tersebut yang akan terjadi adalah konsumen merasa “ Frustasi “ yang akan mempengaruhi
tingkah laku membeli barang pesaingnya. Itulah makanya kenapa produsen perlu
untuk berkreatif dan berinovasi dalam menciptakan dan menawarkan produknya. (
Welly Yusup )
Sumber
: Berbagai sumber
Gambar
: