Welly Yusup

Welcome to my blog

Minggu, 23 Desember 2012

Biji turi bisa menggantikan kedelai


Berdasarkan Dinas Disperindagkop pada bulan Maret 2008, harga
sembako mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Harga kedelai mencapai Rp.
7.300,00. Hal itu menyebabkan kedelai sulit didapat dan menurunnya daya
beli masyarakat terhadap kedelai. Permasalahan kebutuhan terhadap kedelai
yang tinggi mendorong adanya alternatif yang dapat memecahkan
permasalahan tersebut yaitu terpenuhinya sumber protein sekaligus tidak
menambah daftar persoalan bagi ekonomi maupun lingkungan dan kesehatan.

Salah satu tanaman alternatif yang dapat mengatasi permasalahan
tersebut adalah pohon Turi (Sesbania grandiflora). Tanaman tersebut
merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara (Yayasan
Keanekaragaman Hayati, 2008). Pohon Turi mampu memproduksi biji kaya
protein serta memiliki ongkos produksi yang murah. Hal tersebut disebabkan
penanaman pohon Turi tidak memerlukan lahan khusus karena dapat tumbuh
di lahan kritis dan tidak perlu dipupuk atau perawatan intensif. Menurut
Zakiyatul Munawaroh (2004:29) dalam biji turi sebanyak 100 gr mengandung
protein sebesar 36,21%.

Di Indonesia, pohon Turi belum banyak dimanfaatkan ataupun
dibudidayakan secara komersial. Tanaman tersebut biasa digunakan sebagai
pelindung atau peneduh, karena pohonnya tinggi dan daunnnya rimbun
(Plantus, 2008). Padahal, biji Turi seharusnya dapat menggantikan
penggunaan kedelai sebagai bahan baku pembuatan tempe. Hal inilah yang
mendorong perlunya penganekaragaman pada pembuatan tempe melalui
substitusi biji turi pada biji kedelai.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar