Penanggulangan Kekurangan Energi Protein ( KEP ) dapat dilakukan dengan meningkatkan asupan protein. Secara umun dikenal dua jenis protein yaitu protein yang berasal
dari hewan
dan protein nabati yang berasal dari tumbuhan. Protein hewani dapat diperoleh
dari berbagai jenis makanan seperti ikan, daging, telur dan susu. Protein
nabati terutama berasal dari kacang-kacangan serta bahan makanan yang terbuat
dari kacang (Elly Nurachmah, 2001:15).
Protein kacang-kacangan mempunyai nilai gizi lebih rendah
dibandingkan dengan protein dari jenis daging (protein
hewani). Namun, kalau
beberapa jenis protein nabati dikombinasikan dengan
perbandingan yang
tepat, dapat dihasilkan campuran yang mempunyai nilai
kualitas protein
lengkap. Selain itu, sumber protein nabati juga lebih
murah harganya
dibandingkan dengan sumber protein hewani, sehingga dapat
terjangkau oleh
daya beli sebagian masyarakat (Achmad Djaeni, 1999:120)
Tempe adalah makanan khas Indonesia. Menurut Anggrahini
(1983)
dalam Novalia Anggraini (2007), tempe merupakan sumber
protein nabati
yang mempunyai nilai gizi yang tinggi daripada bahan
dasarnya. Tempe
dibuat dengan cara fermentasi yaitu dengan menumbuhkan
kapang Rhizopus
oryzae pada kedelai matang yang telah dilepaskan
kulitnya. Kedelai adalah
salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan
dasar banyak
makanan. Kedelai kering mengandung protein 34,9% tiap 100
gr, sedangkan
kedelai basah mengandung protein sebanyak 30,2% tiap 100
gr (Achmad
Djaeni, 1999:121).
Tempe dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat dengan
konsumsi rata-rata per hari per orang 4,4 gr sampai 20,0
gr. Tempe dapat
diperhitungkan sebagai sumber makanan yang baik gizinya
karena
mempunyai
kandungan protein, karbohidrat, asam lemak esensial, vitamin dan
mineral (Novalia
Anggraini , 2007).
Sedangkan Protein secara berlebihan tidak menguntungkan
tubuh.
Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak
sehingga dapat
menyebabkan obesitas. Kelebihan protein dapat menimbulkan
masalah lain,
terutama pada bayi. Kelebihan asam amino memberatkan
ginjal dan hati yang
harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen.
Kelebihan
protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare,
kenaikan amoniak darah,
kenaikan ureum darah dan demam(Sunita,
2003:104).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar