Bahaya Mengintip
dari Makanan Kaleng
Oleh Agung Setiawan
Sejalan
dengan berubahnya gaya hidup maka juga memengaruhi pola makan pada banyak
orang. Bahaya keracunan makananpun mulai mengintip di mana-mana. Baik dari
makanan di warung kaki lima sampai restoran fast food, bahkan, mungkin
juga dari dapur kita sendiri. Itu berarti kita harus tahu apa saja yang
terkandung dalam makanan yang akan kita makan setiap harinya
Dalam kesempatan ini, saya akan memaparkan
hal-hal yang harus diketahui tentang cara memilih dan mengolah makanan kaleng
sehingga tidak terjadi keracuan makanan. Dan saya berharap agar tulisan ini
dapat bermanfaat dan membantu sehingga hidup anda menjadi hidup yang lebih
sehat. Sekarang ini seiring dengan meningkatnya tingkat kesibukan , masyarakat
kini cenderung kurang memperhatikan makanan yang mereka makan. Baik itu dari
segi kebersihan, kesehatan, atau kandungan gizi yang terkandung dalam makanan,
kecenderungan orang hanya memikirkan dari segi ekonomis dan kepraktisannya
saja. Sehingga keracunan makanan sangat mungkin terjadi karena makanan kaleng
yang dikonsumsi.
Dengan
adanya permasalahan tersebut, saya ingin mencoba mengkaji masalah ini lebih
mendalam yaitu tentang cara memilih dan cara konsumsi makanan kaleng dengan
aman sehingga tidak terjadi keracunan makanan yang sangat merugikan konsumen.
Sampai saat ini banyak kasus keracunan makanan menimpa konsumen, karena mereka
tidak tahu mengenai adanya zat-zat berbahaya yang terkandung dalam makanan yang
mereka konsumsi setiap harinya. Maka pengetahuan mengenai cara pencegahan dan
penanggulangan harus diketahui agar mereka tidak dibodohi terus - menerus.
Banyak
pula ditemui para produsen makanan yang seringkali tidak memperhatikan
kesehatan makanan produksinya dan hanya beorientasi pada laba. Hal ini jelas
sangat disayangkan karena konsumen Indonesia belum terlalu kritis dan
pengawasan pangan yang kurang, sehingga membuat pihak konsumen sangat
dirugikan. Hal ini terbukti dengan adanya keracunan pangan dari makanan kemasan
yang belakangan ini terus meningkat.
Data dari
Badan POM tentang kejadian luar biasa (KLB) keracunan makanan dari tahun
2001-2006 menunjukkan peningkatan baik dari jumlah kejadian maupun jumlah
korban yang sakit dan meninggal. Walaupun demikian, korban meninggal ditengarai
mungkin hanya 1 % saja sesuai dengan perkiraan WHO.
Dan baru-
baru ini banyak kasus keracunan pangan di Indonesia yang bersumber dari makanan
dalam kemasan atau makanan kaleng. Hal ini diperparah dengan banyaknya
penyimpangan terhadap peraturan pelabelan dan yang paling banyak ditemui adalah
:
1.
Penggunaan
label tidak berbahasa Indonesia dan tidak menggunakan huruf latin, terutama
produk impor
2.
Label
yang ditempel tidak menyatu dengan kemasan
3.
Tidak
mencantumkan keterangan komposisi dan berat bersih
4.
Tidak ada
kode barang MD, ML atau P-IRT dan acuan kecukupan gizi yang tidak konsisten dan
tidak mencantumkan waktu kadaluarsa
5.
Tidak
dicantumkannya alamat produsen atau importir bagi produknya
Makanan kaleng yang sudah mulai mengalami
kerusakan dapat dilihat dari kondisi kaleng yang sudah mengalami penggembungan.
Namun, ada juga yang tidak terdekteksi dari luar, karena kedua ujung kaleng
datar. Kerusakan produk makanan kaleng yang perlu diwaspadai, dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
q
Flat Sour, permukaan kaleng tetap datar tapi produknya
sudah bau asam yang menusuk. Ini disebabkan aktivitas spora bakteri tahan panas
yang tidak terhancurkan selama proses sterilisasi.
q
Flipper, permukaan kaleng kelihatan datar, namun
bila salah satu ujung kaleng ditekan, ujung lainnya akan cembung.
q
Springer, salah satu ujung kaleng sudah cembung
secara permanen, sedang ujung yang lain sudah cembung. Jika ditekan akan
cembung ke arah berlawanan.
q
Soft
Swell, kedua ujung
kaleng sudah cembung, namun belum begitu keras sehingga masih bisa ditekan
sedikit ke dalam.
q Hard Swell, kedua ujung permukaan kaleng cembung dan begitu keras sehingga
tidak bisa ditekan ke dalam oleh ibu jari.
Kiat
sehat mengkonsumsi makanan kaleng, paling tidak harus mempertimbangkan lima hal
berikut:
q
Jangan
mengkonsumsi makanan kaleng yang dicurigai sudah menunjukkan tanda-tanda
kerusakan, seperti kaleng kembung, berkarat, penyok, dan bocor.
q
Makanan
dalam kaleng sebaiknya dipanaskan sampai mendidih selama 10 menit sampai 15
menit sebelum dikonsumsi.
q
Bacalah
label secara seksama dan perhatikanlah tanggal kadaluwarsa. Demi keamanan,
pilihlah produk yang belum melampaui tanggal kadaluwarsa.
q
Makanan
kaleng yang sudah dibuka harus digunakan secepatnya karena keawetannya sudah
tak sama dengan produk awalnya.
q
Bila
dicurigai adanya kebusukan, makanan kaleng tersebut harus dibuang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar