Welly Yusup

Welcome to my blog

Sabtu, 06 Juli 2013

3.2. FUNGSI HUTAN


Waktu itu hutan hanya berfungsi dalam menyediakan kayu bakar dan sebaai gudang kayu konstruksi rumah serta pertambangan. Setelah menuju era industri, hutan mulai difungsikan sebagai penghasil bahan baku kebutuhan-kebutuhan, seperti kertas, kayu lapis, bantalan kereta api, sandang dari rayon dan lain-lain. Bahkan sekarang fungsi hutan semakin meluas menjadi:

  1. Hutan lindung, yang menjaga kelestarian tanah dan tata air wilayah.
  2. Suaka alam, yang melestarikan kehidupan tumbuhan dan hewan langka, sekaligus untuk pengembangan ilmu, kepentingan kebudayaan, estetika, dan juga rekreasi.
  3. Hutan produksi, yang menghasilkan kayu dan non kayu, seperti hasil industri kayu yang disamak serta obat-obaan.
Walaupun demikian, fungsi utama hutan tidak akan pernah berubah, yakni untuk menyelenggarakan keseimbangan oksigen dan karbon dioksida serta untuk mempertahankan kesuburan tanah, keseimbangan tata air wilayah dan kelestarian daerah dari bahaya erosi.
 
 
Hutan memberikan pengaruh pada sumber alam lain melalui 3 faktor yang berhubungan, yakni iklim, tanah dan pengadaan air di berbagai wilayah. Apapun bentuk yan dimiliki hutan, pada akikatnya hutan selalu merupakan “pengejawantahan sementara” dari kelimaunsur pokok pembentuknya. Kelima unsur pokok tersebut adalah bumi (tanah, air, alam hayati, udara dan sinar matahari. Tanpa adanya salah satu dari unsur-unsur tersebut secara mutlak mengakibatkan tidak adanya hutan. Sebaliknya, apabila hutan ditebang, pengaruh hutan dan belukar terhadap iklim mikro amat terasa, yaitu pohon-pohon semakin tidak mampu mengurangi kecepatan angin sehingga akan mengurangi penguapan air dari tumbuhan (transpirasi).
Hutan juga berpengaruh terhadap struktur tanah, erosi, dan pengadaan air di lereng-lereng. Adanya sampah-sampah pohon (serasah) dalam hutan hasil rontokan bagian-bagian pohonyang menutupi lantai hutan akanmencegah rintikan-rintikan air hujan untuk langsung jatuh ke permukaan tanah dengan tekanan yang keras. Tanpa sampah, tanah akan terpadatkan oleh air hujan, sehingga daya serapnya, akan berkurang. Di jepang,  pengambilan serasah hutan mengakibatkan menurunnya laju peresapan air secara nyata di semua horison tanah. Hal ini sekali lagi mengukuhkan fungsi serasah yang telah dikenal, yaitu sebagai penyimpan air secara nyata berangsur akan melepaskannya ke tanah bersama dengan bahan organik berbentuk zarah yang larut, memperbaiki struktur tanah, dan menaikkan kapasitas peresapan.
   Secara umum, adanya hutan dapat mengurangi banjir karena hutan dapat menyimpan dan menahan air didalam tanah, mempertahankannya serta memperbaiki permeabilitas tanah dan ruang pori-pori dalam tanah. Penggundulan hutan oleh penebangan kayu, bertanggung jawab atas kira-kira 30 persen banjir yang terjadi.  Penyebab utama banjir akhir-akhr ini di anak benua India adalah hilangnya penghalang yang berupa pohon didaerah aliran sungai kayu bakar. Frekuensi banjir inidapat ditekan apabila diadakan penghutanan kembali. Di Dehra Dun, India, dilaporkan adanya penururan hasil air sebesar 28 persen sejak diadakannya penanaman hutan dengan eucalyptus. Banyak penelitian lainnya yang membuktikan bahwa penyebab banjir berasal dari daerah tampung (hutan) yang  digunduli. Frekuensi ini menurun setelah penghutanan kembali, yang mana penurunan ini sebanding dengan laju pertumbuhan tegakan.
 
 
Secara menyeluruh, kerusakan hutan akibat penebangan (deforestation) menurut analisa ahli, adalah:
  1. Punah masyarakat dan budaya yang cara hidupnya bergantung pada hutan. Hal ini bersamaan dengan punahnya pengetahuan mereka.
  2. Bertambahnya lahan kritis dan desertifikasi di kawasan tropik yang kering.
  3. Menurunnya curah hujan dalam regional, yang memperburuk desertifikasi.
  4. Meningkatnya suhu global sebagai akibat dari meningkatnya kadar karbon di atmosfir yang menyebabkan meningginya permukaan air laut.
  5. Punahnya sejumlah besar spesies tumbuhan dan hewan, termasuk hilangnya spesies margasatwa serta tumbuhan pangan dan obat yang mempunyai potensi penting.
  6. Merosotnya jumlah populasi burung daerah beriklim sedang yang bermigrasi ke daerah tropik.
  7. Meningkatnya pembukaan dan erosi tanah.
  8. Hilangnya potensi listrik tenaga air.
  9. Merosotnya daur kemiskinan didaerah pedesaan. 
Pelaksanaan pembangunan kehutanan yang semakin pesat akan mampu menimbulkan permasalahan lingkungan. Perubahan tersebut menyebabkan struktur dan fungsi dasar ekosistem hutan berubah total, terjadinya beban sosial, dan pada akhirnya masyarakat dan pemerintahlah yang menanggung akibatnya. Dampak pembangunan kehutanan harus dikendalikan sedini mungkin, sehingga dampak negatifnya pun dapat ditekan seminim mungkin. Dampak positif, sebaliknya, harus terus dikembangkan tanpa lepas dari landas wawasan lingkungan sebagai sarana untuk mencapai kesejahtraan generasi sekarang dan mendatang.            

 
 
 

 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar