Welly Yusup

Welcome to my blog

Jumat, 11 Januari 2013

rekening barang


Rekening Barang Dalam Proses
Elemen biaya produksi ditampung pada rekening ini, yaitu meliputi data biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Data yang dicatat dalam rekening Barang Dalam Proses adalah:
-          Debit: nilai uang dari bahan, jasa tenaga kerja dan fasilitas lainnya dari produk yang digunakan dalam proses produksi.
-          Kredit: jumlah biaya produksi yang dibebankan pada produk yang selesai dikerjakan
Rekening Barang Dalam Proses dapat dibuat untuk tiap elemen biaya produksi sbb:
Barang Dalam Proses – biaya bahan baku
Barang Dalam Proses – biaya tenaga kerja langsung
Barang Dalam Proses – biaya overhead pabrik
Bila proses produksi dilakukan melalui lebih dari satu departemen, maka rekening Barang Dalam Proses untuk tiap elemen biaya produksi dibuat untuk setiap departemen produksi:
Barang dalam proses – biaya bahan baku Departemen A
Barang dalam proses – biaya tenaga kerja langsung Departemen A
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Departemen A
Barang dalam proses – biaya bahan baku Departemen B
Barang dalam proses – biaya tenag kerja langsung Departemen B
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Departemen B
dst
Rekening Pembantu
Memuat data biaya secara terinci untuk melengkapi informasi biaya yang disajikan dari rekening-rekening buku besar. Tidak semua rekening buku besar memerlukan rekening pembantu, tergantung informasi biaya yang dibutuhkan. Contoh rekening pembantu:
-          Kartu persediaan bahan; memuat persediaan dan mutasi bahan dalam unit maupun satuan uang. Dibuat untuk tiap jenis bahan yang ada. Ini membantu “rekening Persediaan Bahan”.
-          Kartu Harga Pokok; berisi jumlah biaya produksi yang dibebankan pada suatu produk. Dibuat untuk tiap jenis produk. Ini membantu “rekening Barang Dalam Proses”.
Kartu Biaya; meliputi jumlah berbagai macam biaya tertentu yang terdapat dalam suatu kelompok biaya. Ini membantu beberapa rekening, seperti BDP – BOP, Biaya Pemasaran, dan Biaya Administrasi & Umum.
Metoda pengumpulan biaya produksi bisa dibedakan menjadi dua, yaitu job order costing (metoda harga pokok pesanan) dan process costing (metoda harga pokok proses). Adakalanya perusahaan menggunakan kombinasi kedua metoda ini jika perusahaan berproduksi secara massa dan juga berdasarkan pesanan.
Job Order Costing merupakan pengumpulan biaya produksi yang diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar pesanan. Sedangkan Metoda process costing (harga pokok proses) umumnya digunakan di perusahaan yang produksinya bersifat terus menerus atau produksi yang menghasilkan produk massa. Proses produksi ini mempunyai pola yang pasti. Urutan proses produksinya relatif sama dan berlangsung terus menerus sesuai rencana produksi yang ditetapkan. Metoda process costing menekankan penggunaan harga pokok produksi per departemen.
Dilihat dari perlakuan terhadap biaya produksi yang berperilaku tetap, metoda perhitungan harga pokok produk produksi dibedakan jadi dua. Hal ini berakibat pada perhitungan harga pokok produksi dan penyajian laporan rugi laba. Metoda tersebut adalah:
o   Full costing (absorption atau conventional costing) merupakan metoda penentuan harga pokok produksi yang membebankan seluruh biaya produksi, baik yang berperilaku tetap maupun variable kepada produk. Menurut full costing, harga pokok produksi terdiri dari:
o   Biaya bahan baku;
o   Biaya tenaga kerja langsung;
o   Biaya overhead pabrik tetap;
o   Biaya overhead pabrik variable;
Disini, biaya overhead pabrik (tetap maupun variable) dibebankan pada produk yang diproduksi atas dasar tarif yang ditentukan dimuka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Metoda ini berlaku secara umum
o   Variable costing, merupakan metoda penentuan biaya produksi yang memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variable ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel. Ini merupakan metoda alternatif selain metoda full costing. Menurut variable costing, harga pokok produksi terdiri dari:
o   Biaya bahan baku;
o   Biaya tenaga kerja langsung
o   Biaya overhead pabrik variable
Dengan adanya pemisahan informasi biaya menurut perilaku dalam hubungannya dengan volume kegiatan, metoda ini mampu menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek, pengendalian biaya tetap yang lebih baik, dan pengambilan keputusan jangka pendek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar